Selasa, 16 September 2008

Opini Islam

Rasulullah SAW Teladan Praksis Kesederhanaan
Oleh : Hdh. Mirza Masroor Ahmad

Rasulullah SAW telah memberikan ajaran bahwa janganlah menganggap barang-barang materiil itu segalanya. Kesenangan dan barang-barang yang baik di dunia adalah untuk manfaat kita dan kita harus mengambil manfaatnya. Tetapi juga harus diingat bahwa semuanya untuk mencari ridha Allah. Jika ingin memperoleh ridha Allah maka harus menjalani hidup sederhana dan mendapatkan serta merasakan kepuasan hati yang merupakan jalan untuk meraih kesenangan dan ridha Allah Taala tersebut. Ini adalah cara untuk memperoleh kedekatan kepada Allah. Jadi jika kamu sedang sibuk dan bersemangat dalam mencari kesenangan duniawi serta melupakan tugas terhadap Allah, maka sedikit demi sedikit yang demikian itu akan menjadi sembahan dan dambaanmu.
Allah Taala berfirman Kami telah berikan kepadamu barang yang baik-baik dari dunia ini sehingga Kami dapat mengujinya. Barang-barang keperluan dari Tuhan adalah yang terbaik dan itulah yang akan berlangsung lama.

Jadi, Allah berfirman janganlah kalian menganggap bahwa semua keperluan barang duniawi dan barang-barang materil itu di atas segalanya dan janganlah melihat barang tersebut sebagai godaan yang sedemikian bahwa hal itu adalah anugerah yang besar. Adalah memang benar bahwa barang-barang itu merupakan sebuah anugerah dan Allah telah menciptakan barang-barang materil ini, tetapi keridhaan Tuhan itulah yang harus diutamakan di dalam pikiran kalian. Kalau tidak begitu, maka anugerah tersebut akan membawamu menjauh dari Tuhan. Kemudian barang-barang ini tidak lagi menjadi anugerah namun menjadi satu kutukan. Oleh karena itu dikatakan bahwa kalian harus berusaha dan mencari untuk perbekalan dari Allah. Untuk menerangkannya apa yang dinamakan perbekalan dari Tuhan itu? Yaitu untuk membungkukkan diri di hadapan-Nya, untuk bersujud di depan-Nya dan menyerahkan diri kepada-Nya serta mengikuti ketakwaan. Standar yang tinggi inilah yang telah ditunjukkan dalam praktek YM. Rasulullah SAW dan yang telah beliau nasihatkan agar kita mengerjakannya.

Allah telah mengangkat Rasulullah SAW sebagai nabi pembawa syariat terakhir. Melalui beliaulah semua syariat kenabian itu tertutup. Tetapi dengan anugerah yang besar ini, YM. Rasulullah SAW tidak memperlihatkan sesuatu kekuasaannya. Dan dalam kehidupan beliau itu kami tidak melihat dipertunjukkannya mahkota dan kekuasaan. Tetapi beliau menciptakan kesederhanaan dan rasa kepuasan hati di dalam kehidupannya. Karena beliau benar-benar mengerti akan perintah-perintah dari Allah dan hukum syariat yang diturunkan kepada beliau. Dengan bekerja sesuai perintah tersebut, beliau saw menegakkan standard yang tinggi dalam hal kepuasan beliau di mana para pengikut beliau harus berusaha untuk mengikutinya. Sesuai perintah Allah beliau menerangkan kepada para pengikutnya tentang ajaran mana yang harus diikuti oleh mereka.
Kitab Suci Al-quran menyebutkannya di dalam Surah Al-Ankabut (29:55):

yang artinya:
Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan sendau gurau dan permainan. Dan sesungguhnya rumah di akhirat itulah kehidupan yang hakiki, seandainya mereka mengetahui.

Bahwa kehidupan di dunia ini adalah sebuah senda gurau dan permainan, tak ada lainnya di samping itu, kenyataannya, kehidupan sesungguhnya adalah kehidupan di akhirat itulah, jika mereka mengetahuinya. Jadi nabi harus memberitahukannya kepada orang lain juga tentang ajaran yang sudah diwahykan ini. Beritahukan kepada pengikut-mu bahwa dunia ini tidak lain hanyalah sport dan permainan, dan kalian harus memikirkan kehidupan akhirat nanti. Kalian harus menggunakan barang materiil ini, tetapi jangan menjadikan barang materiil ini sebagai tujuan hidup kalian.
Hidup sederhana, perasaan puas dan mengingat Allah itulah yang akan bermanfaat dan akan memperoleh berkat-berkat Allah. Bukannya melibatkan diri dalam senda gurau dan permainan ini serta menuruti kehidupan kesenangan duniawi, adalah baik jika dapat bekerja berdasarkan perintah dari Allah dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Jadi, inilah ajaran yang diberikan oleh YM. Rasulullah SAW kepada kita. Orang yang memberikan ajaran ini kepada kita, yang standard ketakwaannya sangat istimewa dan beliau SAW adalah nabi pembawa syariat Tuhan yang terakhir, yang Anda dapat lihat betapa bagus contoh karakternya ini. Dalam berbagai aspek dari kehidupan beliau SAW, maka hal ini selalu menjadi perhatiannya. Di rumahnya, beliau tinggal dengan amat sederhana sekali, sedemikian rupa sehingga andak-anak di dalam rumah pun menjadi amat terkesan, Dua dari cucu beliau tercinta tidak pernah memiliki perasaan bahwa mereka itu adalah cucu dari seseorang yang bahkan para pengikutnya tidak akan membiarkan air bekas mengambil wudhunya jatuh terbuang sia-sia, sehingga kita harus hidup seperti princes anak-anak raja. YM. Rasulullah SAW dengan cara prakteknya menanamkan kepada anak-anak yang ada di dalam rumah beliau selalu hidup dalam kesederhanaan dan kemiskinan, dan inilah yang memberikan kepada saudara kebesaran.
Dikatakan bahwa Hussein bin Ali r.a. berkata bahwa ada orang-orang yang jika menunjukkan kecintaannya mereka biasa mengutarakan cintanya kepada kami, tetapi hanya kecintaan islami, karena Utusan dari Allah ini biasa bersabda janganlah meninggikan saya lebih dari apa yang menjadi hak saya, karena Allah telah menciptakan saya terlebih dahulu dan baru kemudian Allah mengangkat kami sebagai Rasul. Inilah training yang dengan praktek yang diberikan kepada sanak saudaranya di rumah serta menjelaskan kepada mereka dan memperlihatkan dalam praktek sehari-harinya bahwa saya adalah seorang hamba Tuhan yang rendah. Dengan tingginya standard dari ibadah, Allah telah memberikan kepadaku kedudukan kedekatan kepada-Nya. Kita juga harus terus mengikuti kehidupan yang bersahaja ini, kerendahan hati dan kemiskinan. Kemudian Allah juga akan memperlihatkan kepadamu jalan untuk ke kedekatan pada-Nya. Satu kali beliau saw bersabda bahwa saya adalah seorang pemimpin umat manusia, tetapi saya tidak ada kebanggaan dari itu.

Hadhrat Hussein r.a. telah menyebutkan satu hal dari tradisi bahwa Hadhrat Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa beliau mendengar Hadhrat Omar menyampaikan hadits ini di atas mimbar bahwa saya mendengar YM. Rasulullah SAW bersabda bahwa jangan memberikan pujian kepada saya secara berlebih-lebihan, seperti halnya orang-orang Kristiani lakukan untuk Ibnu Maryam, saya hanyalah seorang hamba Allah wa qulu Abdullahi wa Rasulihi maka katakanlah kepada saya bahwa saya itu adalah hamba Tuhan dan Rasul-Nya. Dengan kerendahannya ini dan kehidupannya yang bersahaja ini maka akibatnya ialah jika ada orang asing atau pendatang baru di mana beliau duduk bersama-sama maka mereka tidak mengetahui yang mana Rasulullah SAW itu, karena beliau biasa membuat pertemuan itu sederhana dan informal, sehingga pendatang baru ini tidak dapat mengenalinya. Dikatakan bahwa dalam pertemuan yang sedemikian itu, ketika YM. Rasulullah SAW setelahnya hijrah sampai Medinah, ditengah hari dengan sinar matahari yang panas. YM. Rasulullah SAW duduk dibawah bayangan sebuah pohon dan orang-orang dalam jumlah yang banyak datang menjumpai beliau. Hadhrat Abubakar juga ada bersama beliau SAW yang umurnya sepantar. Orang-orang Medinah mengatkan bahwa mereka tidak pernah melihat YM. Rasulullah SAW sebelumnya. Karena Hadhrat Abubakar duduk dekat beliau, maka mereka tidak dapat membedaknnya, beliau adalah begitu bersahaja dan merendah sehingga orang-orang mengira bahwa Abubakar itulah yang Rasulullah SAW. Ketika Abubakar menyadarinya maka beliau berdiri dan menaungi YM. Rasulullah SAW yang dengan itu mereka dapat menyadari yang mana YM. Rasulullah SAW itu.
Ada lagi riwayat dari Sharif bin Abdullah yang menyampaikan bahwa saya mendengar Anas bin Malik menyatakan bahwa satu kali kami duduk bersama YM. Rasulullah SAW di dalam mesjid. Seseorang yang menunggang unta datang, ia mengikatkan untanya ke mesjid dan berkata siapakah yang Muhammad di antara kalian? YM. Rasulullah SAW sedang duduk bersandarkan bantal, kita katakan bahwa orang yang berkulit cerah dan duduk bersandarkan bantal adalah ia itu. Ia berkata lagi apakah Anda anak dari Abdul Mutalib? YM. Rasulullah SAW menjawab ya. Ia berkata selanjutnya bahwa saya akan bertanya kepada Anda dengan pertanyaan-pertanyaan yang keras, apakah Anda tidak akan merasa tersinggung? YM. Rasulullah SAW berkata Anda boleh menanyakan apa saja yang kamu suka. Orang asing ini berkata bahwa saya sudah menyebutkan hidup yang sederhana, tetapi biarlah saya menyampaikannya kepada Anda. Ia bertanya, dengan bersumpah kepada Allah, saya bertanya apakah Allah telah mengutus Anda kepada orang-orang? Rasulullah SAW bersabda: ya. Kemudian ia berkata saya bertanya kepada Anda dengan sumpah apakah Anda itu shalat dalam hari-hari dan juga berpuasa? Rasulullah SAW berkata: ya. Kemudian ia berkata di atas sumpah saya bertanya kepada Anda bahwa barang siapa yang kaya Anda harus mengambil zakat dari mereka dan membagikannya di antara orang yang miskin? YM. Rasulullah SAW bersabda: ya. Ia berkata, ajaran apa pun yang Anda bawa saya mempercayainya dan saya adalah wakil dari Bangsa bin Bakar, saya adalah saudaranya dan saya mewakili beliau; saya mempercayai Anda.
Jadi masyarakat yang bersahaja dan informal itulah YM Rasulullah saw bersama para sahabat beliau SAW. YM. Rasulullah SAW menunjukkan dengan perbuatan dan memberikan contoh untuk kita semua, yaitu untuk memperbaiki standar hidup kita dan bukan hanya untuk didengarkan sebagai cerita dongengan saja.






Tidak ada komentar:

Humanity First-Serving Mankind