Jumat, 07 Desember 2007

Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah

Imam Al Ghazali mengatakan, “Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Ia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia kan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu, kedua orang tuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat. Demikian juga guru dan pendidiknya. Sedangkan apabila ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan sengsara dan binasa. Dosanya pun akan dipikul oleh orang yang bertanggung jawab untuk mengurus dan walinya. Rasulullah s.a.w bersabda: “Kullu mauluudin yuuladu ‘alal fitrah wa innamaa abawaahu yuhawwidaanihi au yumajjisaanihi au yunashshiraanihi”
Artinya : Setiap anak sebenarnya dilahirkan diatas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Majusi, atau Nasrani.
Berdasarkan ini, Abul ‘ala mengatakan melalui syairnya: Anak-anak kita akan tumbuh menurut apa yang dibiasakan oleh orang tuanya. Anak tidaklah menjadi tercela oleh akalnya namun orang-orang dekatnya yang membuatnya hina.
Jika rumah mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan anak, maka untuk mewujudkan tujuan diatas rumah harus diliputi oleh segala hal yang bisa menanamkan ruh keagamaan dan keutamaan terhadap jiwa anak”Risalah Anjaa’ (wasail).

1 komentar:

Rahmat Ali mengatakan...

Saya pernah melihat anak-anak yg terlahir akibat MBA (married by accident) dan diperparah dg tak adanya pengakuan dari ayah biologisnya. Kasihan sekali. Pertumbuhan jiwa mereka seperti merana. Ibundanya pun nggak jauh beda. Seperti apatis. Tak terurus.

Humanity First-Serving Mankind