Sejarah Berdarah Klan Bhutto
KARACHI - Makam kubah putih tempat jenazah Benazir Bhutto disemayamkan di samping ayahnya, Zulfiqar Ali Bhutto, menjadi saksi bisu sejarah berdarah keluarga politikus itu. Kematian Benazir Bhutto itu menambah panjang daftar korban tewas keluarga itu.Zulfiqar Ali, Perdana Menteri (PM) Pakistan yang dikudeta militer itu tewas setelah dieksekusi gantung. Sedangkan dua saudara laki-laki Bhutto, juga tewas karena kekerasan dan disemayamkan di makam yang dibangun di tengah lahan persawahan padi di pedesaan Pakistan selatan itu.Semasa hidup, Bhutto pernah berdiri di makam keluarganya tersebut dan menulis, "Pada saat ini saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya tidak akan meninggal hingga demokrasi kembali ke Pakistan."Kini janji itu terbayar saat Bhutto tewas oleh serangan senjata dan bom bunuh diri pada Kamis kemarin setelah berpidato di hadapan pendukungnya. Bhutto meninggal di usianya yang ke 54 tahun.Mantan PM Pakistan dua periode itu memasuki dunia politik di usia belasan tahun setelah ayahnya digantung oleh diktator militer Jenderal Zia-ul Haq. Zulfiqar Ali merupakan peletak pondasi Pakistan dengan menjadi presiden dan kemudian PM. Dia dikudeta pada 1977 oleh Zia yang menyeret Zulfiqar Ali ke tiang gantungan.Bhutto dan ibunya saat itu ditahan oleh Zia dan baru dibebaskan setelah jenazah Zulfiqar Ali dikuburkan. "Mereka menangis dan bersimpuh di makamnya. Mereka bertanya pada ayah saya bagaimana kondisi jenazah Zulfiqar Ali saat dimandikan dan dia menceritakannya," ungkap Abdul Ghafoor Leghari yang ikut memandikan jasad Zulfiqar Ali bersama ayahnya dan sejumlah orang. Saat itu Leghari berusia 18 tahun.Zia mendorong militansi kelompok garis keras di Pakistan dan menyingkirkan keluarga Zulfiqar Ali Bhutto dan Partai Rakyat Pakistan (PPP). Kediktatoran Zia berakhir saat dia tewas pada 1988 dalam sebuah kecelakaan pesawat.Kematian Zia membuat Benazir Bhutto dapat mengumpulkan kembali dukungan massa yang telah tercerai berai. Keterlibatan Bhutto di pentas politik tak pernah lepas dari ancaman, teror, dan nyawa beberapa anggota keluarganya yang harus hilang.Saudara kandung Bhutto, Shah Nawaz, tewas akibat diracun di apartemennya di Prancis selatan pada 1985. Kakak Bhutto, Murtaza, yang dituduh terlibat terorisme juga ditembak di Karachi 11 tahun kemudian.Bhutto mengecam badan intelijen Pakistan sebagai penyebab kematian saudara-saudaranya. Berbagai tuduhan pun dilontarkan lawan-lawan politik Bhutto, seperti tuduhan korupsi yang dilakukan Bhutto saat menjabat sebagai PM pada 1988.Pada 1990 Bhutto dipecat karena tuduhan korupsi namun menjadi PM lagi antara 1993-1996. Meski mendapat tuduhan korupsi, Bhutto tetap mendapatkan dukungan sangat besar, terutama dari jutaan penduduk kota dan desa yang miskin.Keluarganya telah menjadi pusat kebencian kalangan miltier karena Zulfiqar Ali merupakan penganjur pemerintahan sipil. Keluarga Bhutto dianggap sebagai ancaman rezim militer yang telah berkuasa lebih dari setengah abad sejak 1947.Bhutto yang diasingkan selama delapan tahun, kembali ke Pakistan untuk ikut terlibat dalam pemilu 8 Januari 2008. Namun tragedi berdarah kembali terjadi, 139 orang pendukung Bhutto tewas akibat serangan bom bunuh diri saat penyambutan kepulangannya.Puncak tragedi berdarah keluarga politikus itu terjadi pada Kamis kemarin saat Bhutto diterjang peluru di leher dan dadanya diikuti serangan bom bunuh diri. Lengkap sudah kisah berdarah keluarga tersebut. (Syarifudin / Sindo / jri)
Minggu, 30 Desember 2007
News
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar