Ribuan Warga Palestina Serbu Wilayah Mesir
GETTY IMAGES/ABID KATIB
Puluhan ribu warga Palestina menerobos tembok pembatas di Kota Rafah, Rabu (23/1).
Artikel Terkait:
Kamis, 24 Januari 2008 00:17 WIB
RAFAH, RABU - Puluhan ribu warga Palestina menerobos tembok pembatas di Kota Rafah yang dibangun Israel pada 2004, setelah diledakkan terlebih dulu. Mereka berbondong-bondong ke Kota Rafah wilayah Mesir untuk mencari makanan dan bahan bakar akibat blokade yang dilakukan Israel.
"Mereka sangat haus kebebasan, lapar akan makanan dan butuh banyak hal," kata seorang Mesir pemilik toko yang hanya menyebut namanya Hamida.
Rafah merupakan kota yang terbagi dua, wilayah Gaza dan Mesir. Pembagian itu ditandai batas tembok setinggi enam meter yang dibangun Israel pada 2004. Para militan berhasil meledakkannya sepanjang 200 meter.
Begitu Malam tiba, Rabu (23/1), puluhan ribu warga Palestina langsung menyerbu ke wilayah Mesir melalui Jalur Gaza. Pejabat setempat memperkirakan, rombongan tersebut mencapai sekitar 200.000 orang. Rafah pun segera berubah menjadi pasar malam. Mereka memborong segala keperluan hidup. Mereka ke wilayah Mesir dengan membawa keledai, troli dan gerobak.
"Saya membeli banyak hal untuk keperluan hidup selama beberapa bulan. Saya membeli makanan, rokok, juga beberapa galon bahan bagar untuk mobil saya," jelas Mohammed Saeed.
Minggu lalu, Israel memang memperketat daerah perbatasan. Israel juga menyetop pengiriman bahan bakar, hingga membuat listrik di wilayah Gaza tak bisa menyala. Selain itu, suplai makanan juga diblokade. Hancurnya tembok perbatasan di Rafah merupakan pukulan sekaligus memperlemah tekanan yang dilakukan Israel.
Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat, menyalahkan kelompok Hamas sebagai penyebab kekacauan di Gaza. "Kesalahan sepenuhnya berada di pihak Hamas sebagai penyebab kekacauan di Jalur Gaza," kata juru bicara Gedung Putih, Dana Perino.
"Situasinya benar-benar membuat Israel dalam masalah. Sebab, Hamas telah meluncurkan 150 roket setiap harinya ke wilayah Israel, hingga negara tersebut terpaksa melakukan blokade," tambahnya.
Terminal perbatasan di Rafah, yang menjadi pintu warga Gaza ke dunia luar, ditutup sejak Hamas menentang perundingan perdamaian dengan Israel yang dilakukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Juni 2007.
Banjir warga Palestina ke Rafah tersebut tak bisa dicegah Pemerintah Mesir. Presiden Mesir Hosni Mubarak mengatakan, "Biarlah mereka datang untuk makan dan membeli bahan-bahan makanan. Mereka boleh kembali lagi asal tidak membawa senjata."
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang sedang berkunjung ke Paris, tak bisa menyalahkan Mesir. "Saya percaya Mesir tahu dan akan menghormati peran mereka dalam kerangka masalah ini. Saya kira, tak akan ada gunanya untuk menambah pendapat dalam masalah ini," katanya.
namun, sebelumnya Israel mengkritik Mesir yang membiarkan terjadinya penyelundupan senjata ke Jalur Gaza melalui Rafah. Sementara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan, pihaknya tidak akan menyebabkan kekacauan di Jalur Gaza jika para militan tidak meluncurkan roket ke wilayahnya.
Menurut tentara Israel, sejak minggu lalu militan Palestina sudah mengirimkan 250 roket ke wilayah Israel. Ini dijadikan alasan Israel untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang dicurigai. Sejauh ini, tentara Israel sudah membunuh 30 warga Palestina. (AP/HPR
http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.01.24.00175245&channel=1&mn=9&idx=25
Last Updated ( Sunday, 27 January 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar