Terinspirasi dari kisah Hz. Ibrahim a.s yang diperintahkan Allah Taala untuk menyembelih putra pertama beliau yaitu Hz. Ismail a.s. Setelah selama 80 tahun beliau memanjatkan doa, bermunajat kepada Allah Taala yang Ash shomad karena menghajatkan keturunan yang tak kunjung datang juga Rabbi hablii minash shoolihiin , maka Allah Taala menjawab doa beliau a.s dengan firman-Nya Fabasyarnaahu bighulaamin haliim maka Allah Taala menganugerahkan keturunan yang sholeh lagi lembut hatinya yaitu Hz. Ismail a.s. Akan tetapi di riwayatkan ketika Hz. Ismail a.s berusia kira-kira 9-10 tahun maka Allah Taala memerintahkan Hz. Ibrahim a.s untuk menyembelih putera beliau tersebut, Allah Taala mengkhabarkannya lewat mimpi. Akan tetapi terjadi dialog yang sangat menarik untuk kita simak bersama antara bapak dan anak ini, yang bisa kita ambil hikmah dan ibrahnya. Hz. Ibrahim menanyakan pendapat anaknya yang sangat di cintainya tersebut tentang mimpi yang dilihatnya dengan bahasa Fanzhur maadza taraa, lalu begitu mengejutkannya jawaban yang keluar dari Ismail kecil ini dengan ungkapan Yaa abatif'al ma tu'maru satajidunii insyaAllahu minash shoobiriin. Jawaban penuh hikmah yang terlontar dari anak yang berusia masih sangat belia,wahai ayahandaku kerjakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku menjadi orang-orang yang sabar. Ada rahasia yang luar biasa dibalik kata-kata Hz. Ismail ini yaitu keberhasilan Hz. Ibrahim dalam memberikan tarbiyat dan pendidikan kepada putra beliau a.s sejak masih anak-anak sehingga anak yang masih beliau ini rela menyerahkan lehernya untuk dikorbankan di jalan Allah Taala. So tunggu apalagi?Teladan yang terbaik sudah ada di depan mata kita, tidak inginkah keturunan kita menjadi sosok-sosok seperti Ismail a.s ini?Jangan terlambat!!Anak-anak kita yang masih berusia belia ibarat kertas yang putih bersih. Kalau kita torehkan tinta berwarna merah maka kertas itupun akan tercoret dengan warna merah, tapi kalau kita tuliskan asma Allah dengan tinta berwarna emas maka kertas itupun akan tertulis seperti itu juga. Mendidik anak untuk mengenal sang Khaliknya harus ditanamkan sejak dini atau kita semua akan menyesal karena sudah terlambat! Our next generation menjadi tanggung jawab kita semua untuk menciptakan manusia-manusia yang tidak hanya unggul dalam hal intelektualitas saja tapi moral nya pun dapat menjadi kebanggaan bagi kita semua. Mudah-mudahan keturunan kita menjadi bagian dari keshalehan (baqiyyatush shoolihiin) dan bukan menjadi bagian dari keburukan (baqiyyatus sayyiiat).Amiin Allahumma Amiin.
Rabu, 28 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Aduh lutu na itu Faizan. Hehe...
Posting Komentar